Siswa Sekolah di Kota Bogor Diduga Keracunan MBG

BreakingNews – Belum lama ini, puluhan siswa Bina Insani dikira mengalami keracunan usai menyantap menu makanan bergizi gratis (MBG) di Kota Bogor, Jawa Barat (Jabar). Mereka mengalami tanda-tanda jadi dari mual hingga diare setelah mengonsumsi makanan itu.
Berdasarkan knowledge yang di terima Dinas Kesehatan Kota Bogor, kuantitas korban keracunan menggapai 36 orang bersama keluhan beragam, jadi dari diare, pusing, muntah, demam, hingga sakit perut.
Saat ini, mereka yang terindikasi keracunan sudah beroleh perawatan. Adapun yang dirawat inap sebanyak 5 orang, rawat jalan 7 orang, dan keluhan gampang 24 orang.
Dinas Kesehatan Kota Bogor pun menyelidiki penyebab keracunan paket makan bergizi gratis (MBG) yang menimpa puluhan siswa Bina Insani.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno memberikan pihaknya sudah jalankan penyelidikan epidemiologi (PE) dan kontrol terhadap sampel makanan serta suasana dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bosowa Bina Insani. SPPG ini penyedia 2977 porsi MBG untuk 13 sekolah di Kota Bogor.
“Dari hasil penelusuran PE, kasus pertama berjalan terhadap pukul 15.00 WIB. Diduga disebabkan oleh makanan yang disediakan terhadap 6 Mei 2025,” kata Retno, Rabu 7 Mei 2025.
Retno mengungkapkan, dugaan keracunan baru dilaporkan, Rabu 7 Mei 2025 sekitar pukul 12.00 WIB. Berdasarkan knowledge sementara, 36 orang mengalami keluhan seperti diare ringan, mual, muntah, dan demam usai mengonsumsi paket MBG. Korban keracunan terdiri dari siswa TK dan SMP Bosowa Bina Insani.
Berikut sederet fakta perihal puluhan siswa Bina Insani dikira mengalami keracunan usai menyantap menu makanan bergizi gratis (MBG) di Kota Bogor, Jawa Barat dihimpun Tim News Liputan6.com:
1. Gejala Siswa Keracunan
Puluhan siswa Bina Insani dikira mengalami keracunan usai menyantap menu makanan bergizi gratis (MBG). Mereka mengalami tanda-tanda jadi dari mual hingga diare setelah mengonsumsi makanan itu.
Berdasarkan knowledge yang di terima Dinas Kesehatan Kota Bogor, kuantitas korban keracunan menggapai 36 orang bersama keluhan beragam, jadi dari diare, pusing, muntah, demam, hingga sakit perut.
Saat ini, mereka yang terindikasi keracunan sudah beroleh perawatan. Adapun yang dirawat inap sebanyak 5 orang, rawat jalan 7 orang, dan keluhan gampang 24 orang.
Adapun rincian pasien rawat inap adalah 2 siswa dan 3 guru dari TK Bina Insani. Sementara pasien rawat jalan terdiri dari 2 siswa dan 5 guru TK Bina Insani.
Sedangkan yang mengalami keluhan gampang berjumlah 24 orang, terdiri dari 5 murid SMP Bina Insani, 18 guru SMP Bina Insani, dan 1 office boy SMP Bina Insani.
2. Wali Kota Perintahkan Dinkes Turun Tangan
Diketahui, menu MBG berasal dari Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Bosowa Bina Insani, Kelurahan Sukadamai, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.
Wali Kota Bogor Dedie A Rachim membetulkan puluhan siswa dan guru dikira mengalami keracunan usai menyantap menu MBG.
Dedie mengaku sudah menghendaki Kepala Dinas Kesehatan untuk langsung memantau sistem kontrol sampel sisa makanan dari siswa, terhitung barangkali dari kebersihan nampan makan.
“Saya utamakan agar di cek jadi dari bahan dan pengolahan apakah betul-betul aman, bersih, dan higienis,” ujar Dedie Rachim, Rabu 7 Mei 2025.
Selain itu, Dedie Rachim terhitung memastikan agar dapur SPPG Bina Insani yang mempersiapkan menu makanan untuk 13 sekolah bersama total 2.977 porsi makanan, untuk lebih berhati-hati dan berhati-hati serta menjaga mutu sajian makanan bagi para siswa.
“Ke depan perihal ini enggak boleh berjalan lagi. Selain mencukupi gizi, kebersihan terhitung perlu diperhatikan,” pungkasnya.
3. Dinkes Selidiki Penyebab Keracunan MBG, Ambil Sampel Makanan
Dinas Kesehatan Kota Bogor tengah menyelidiki penyebab keracunan paket makan bergizi gratis (MBG) yang menimpa puluhan siswa Bina Insani.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno memberikan pihaknya sudah jalankan penyelidikan epidemiologi (PE) dan kontrol terhadap sampel makanan serta suasana dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bosowa Bina Insani. SPPG ini penyedia 2977 porsi MBG untuk 13 sekolah di Kota Bogor.
“Dari hasil penelusuran PE, kasus pertama berjalan terhadap pukul 15.00 WIB. Diduga disebabkan oleh makanan yang disediakan terhadap 6 Mei 2025,” kata Retno, Rabu 7 Mei 2025.
Retno mengungkapkan, dugaan keracunan baru dilaporkan, Rabu 7 Mei 2025 sekitar pukul 12.00 WIB.
Berdasarkan knowledge sementara, 36 orang mengalami keluhan seperti diare ringan, mual, muntah, dan demam usai mengonsumsi paket MBG. Korban keracunan terdiri dari siswa TK dan SMP Bosowa Bina Insani.
“Gejalanya keluar kebanyakan 7 jam setelah makan,” kata Retno.
Dari kuantitas tersebut, 12 orang sudah dipulangkan setelah sempat dirawat di tempat tinggal sakit. Lima siswa tetap meniti perawatan dan tujuh lainnya waktu ini sudah diperbolehkan pulang sebab kondisinya membaik.
Sementara sebanyak 24 siswa lain yang tidak dirawat di tempat tinggal sakit sudah mendapat penanganan dari dokter jaga di Unit Kesehatan Sekolah (UKS).
Retno perlihatkan belum sanggup memastikan sumber penyebab puluhan siswa mengalami keracunan. Namun, pihaknya sudah mengambil alih sampel makanan untuk diuji di laboratorium.
“Hasil uji sampel diperkirakan baru bakal keluar di dalam beberapa hari ke depan,” jelasnya.
4. Dari 171 Siswa, 22 Orang Dirawat
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo RetnoSebanyak 171 siswa di Kota Bogor dikira keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG). Dari kuantitas tersebut, 22 orang diantaranya dirawat di sejumlah tempat tinggal sakit.
Adapun korban yang meniti rawat inap di RS Hermina sebanyak 7 orang, RS Azra berjumlah 4 orang, RS Islam 6 orang, RS EMC 1 orang, RS Graha Medika 2 orang, dan RS Salak 2 orang.
“Update terbaru hari ini satu pasien sudah pulang. Jadi yang tetap dirawat hingga hari ini berjumlah 21 orang,” kata Wakil Wali Kota Bogor Jenal Mutaqin usai meninjau korban keracunan di RS Hermina, Jumat 9 Mei 2025.
Menurutnya, pasien yang meniti rawat inap sebab dikira keracunan MBG kebanyakan sudah jadi membaik.
“Memang ada yang tetap belum stabil, tetap ada keluhan mual. Kami sudah minta pihak tempat tinggal sakit untuk mengintensifkan pemeriksaan,” kata dia.
Dinas Kesehatan, kata dia, tetap konsisten memantau sekolah-sekolah yang terindikasi keracunan. Ada 13 sekolah yang terima program MBG yang didistribusikan dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bosowa Bina Insani.
Ia terhitung mengimbau kecuali ada tanda-tanda keracunan langsung membuka layanan kesehatan di Puskesmas terdekat atau Dinas Kesehatan melalui call center PSC 119.
“Begitu terhitung bagi pasien rawat jalan, kecuali ada keluhan lagi untuk langsung mengunjungi puskesmas,” pintanya.
Dari hasil penyelidikan epidemiologi (PE) terhadap 8 Mei 2025, tercatat dari 13 sekolah yang terima MBG, ada 6 sekolah yang sudah melaporkan perihal keracunan.
5. Sebanyak Enam Sekolah Ada Kejadian Keracunan
Wakil Wali Kota Bogor Jenal Mutaqin mengatakan, dari enam sekolah tersebut yaitu TK Bina Insani sebanyak 18 orang, SD Bina Insani 2 orang, SMP Bina Insani 82 orang, SDN Kukupu 3 sebanyak 9 orang, SDN Kedung Jaya 1 sebanyak 16 orang, dan SDN Kedung Jaya 2 berjumlah 43 orang.
Dari total 171 orang, 22 orang meniti rawat inap, 29 orang meniti rawat jalan, dan 120 orang mengalami keluhan ringan.
Hingga waktu ini Pemkot Bogor tetap menanti hasil kontrol sampel muntahan dari korban maupun sampel makanan dari dapur SPPG.
“Faktor penyebabnya kita belum menyadari apakah makanan, air maupun dari lainnya. Kita tetap menanti hasil uji lab, hari minggu mudah-mudahan sudah keluar,” pungkasnya.
Siswa jadi mengalami tanda-tanda keracunan usai menyantap menu MBG terhadap Selasa (6/5/2025) sore. Namun kasus ini baru dilaporkan terhadap Rabu (7/5/2025). Semula korban keracunan berjumlah 36 siswa, tapi tiap-tiap harinya konsisten makin tambah hingga menggapai 171 orang.
6. Sample MBG yang Bikin 171 Siswa di Bogor Keracunan Sedang Diperiksa di Labkesda
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Bosowa Bina Insani angkat berkata perihal ratusan siswa keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG).
Penanggung Jawab SPPG Yayasan Bosowa Bina Insani, Eko Arianti menyebutkan pihaknya konsisten jalankan koordinasi bersama beraneka pihak terhitung bersama Badan Gizi Nasional (BGN) maupun Pemkot Bogor untuk konsisten jalankan evaluasi.
“Kami sudah menyerahkan sampel makanan yang kita distribusikan terhadap hari itu. Saat ini tengah di cek di Labkesda Kota Bogor dan menanti hasilnya,” ujar Eko, terhadap Jumat 9 Mei 2025.
Atas nama yayasan, lanjut Eko, pihaknya memberikan rasa prihatin dan menyesal atas perihal tersebut. Pihak yayasan terhitung sudah mengunjungi beberapa siswa yang mengalami keracunan.
“Hal tersebut sebagai wujud komitmen dan tanggung jawab kita terhadap pelaksanaan program ini,” jelasnya.
Ia menerangkan bahwa makanan yang disediakan di dalam program MBG ini sudah lewat serangkaian sistem jadi dari pengolahan hingga bersama pendistribusian kepada 2977 porsi MBG untuk 13 sekolah.
“Sebelum didistribusikan kepada siswa, makanan tersebut diuji secara organoleptik, dan tiap-tiap makanan yang selesai dimasak dan sebelum akan dikemas dicicipi secara menyeluruh oleh petugas dapur,” terangnya.