Seribu Teman Terlalu Sedikit Satu Musuh Terlalu Banyak

2 min read

Seribu Teman Terlalu Sedikit Satu Musuh Terlalu Banyak

Seribu
Seribu Teman Terlalu Sedikit Satu Musuh Terlalu Banyak

BreakingNews – Presiden Prabowo Subianto memaparkan filosofi politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, netral, dan utamakan jalinan damai bersama dengan seluruh pihak. Ia menyebut bahwa prinsip ini udah jadi rutinitas sejak Indonesia bersama dengan India, Mesir, dan Yugoslavia mendirikan Gerakan Non-Blok.

“Rakyat kita tidak mengidamkan dilibatkan di dalam aliansi atau blok manapun, khususnya blok militer. Kami netral,” ujar Presiden pas bicara di Antalya Diplomacy Forum (ADF) Talk, Turki, seperti dikutip dari siaran pers, Sabtu (12/4/2025).

Presiden Prabowo termasuk menekankan, prinsip netralitas ini seiring bersama dengan filosofi kuno yang jadi warisan peradaban Asia. Prinsip selanjutnya lebih-lebih udah ia pegang teguh sejak awal jaman kampanye.

“Seribu teman amat sedikit. Satu musuh amat banyak. Kalimat ini amat sederhana tetapi sulit untuk diwujudkan,” mengerti eks Danjen Kopassus itu.

Filosofi ini, lanjut Prabowo, termasuk jadi fondasi suksesnya perdamaian di kawasan Asia Tenggara melalui pembentukan ASEAN. Presiden Prabowo menyebut bahwa meski ada perbedaan, ASEAN memilih berdialog daripada bertikai.

“Kita memiliki perbedaan, tetapi kita condong menggunakan diplomasi. Kita condong bicara, bicara, dan bicara. Dan kadang waktu bicara itu membosankan, tetapi lebih baik bicara daripada bertikai,” tuturnya.

Indonesia Jadi Jembatan

Kepala negara pun meyakinkan visinya untuk menjadikan Indonesia sebagai jembatan dan mediator di dalam jalinan internasional, khususnya bersama dengan negara-negara besar di dunia.

Dia menyampaikan pentingnya melindungi jalinan baik bersama dengan seluruh kekuatan global demi menciptakan stabilitas dan kerja mirip yang saling menguntungkan.

Lebih lanjut, presiden ke-8 Republik Indonesia ini menyampaikan, sejak awal kepemimpinannya, ia udah mengambil keputusan kebijakan bertetangga baik. Hal selanjutnya sebagai keliru satu prinsip utama diplomasi Indonesia.

“Saya mengidamkan berada di dalam jalinan yang amat baik. Saya mengidamkan menjunjung seluruh kekuatan besar, sebagaimana saya menghendaki mereka termasuk menjunjung kita,” dia memungkasi.

You May Also Like

More From Author