Fakta Terkini Terkait Kasus Kematian Diplomat Muda

BreakingNews – Seorang pegawai Kementrian Luar Negeri (Kemlu) insial ADP (39) ditemukan meninggal dunia didalam kondisi wajah tertutup lakban di kamar indekosnya kawasan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat terhadap Selasa 8 Juli 2025.
Aparat kepolisian pun selagi ini tengah menyelidik jejak sidik jari terhadap lakban yang menutupi korban pegawai Kemlu tersebut.
“Kami menunggu hasil terhitung berasal dari labfor Untuk pengecekan yang sisa lakbannya dan sidik jarinya segala macam yang tertempel gitu,” kata Kapolsek Menteng Kompol Rezha Rahandhi selagi dikonfirmasi, Rabu 9 Juli 2025.
Penyebab kematian ADP pun masih penuh teka-teki. Meski diketahui punya riwayat penyakit GERD dan kolesterol, tetapi polisi belum berkenan tergesa-gesa menyimpulkan korban meninggal dikarenakan sakit.
Hal itu disampaikan Wakasatreskrim Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Sigit Karyono. Dia menjelaskan, riwayat penyakit korban diutarakan oleh istri korban selagi meniti pemeriksaan.
“Memang dia punya sakit lah ya, punya gerd, sakit kolesterol aja sebenarnya,” kata Sigit didalam keterangannya, Kamis 10 Juli 2025.
Polda Metro Jaya pun kini turun tangan menangani masalah tewasnya diplomat muda Kemlu tersebut. Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum (Wadirkrimum) Polda Metro Jaya, AKBP Putu Kholis Aryana, membenarkan pihaknya kini mengambil alih alih proses penyelidikan masalah tersebut.
“Betul. Dalam penyelidikan,” ujar dia didalam keterangannya.
Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto terhitung telah angkat bicara. Menurut Kapolda, jajarannya masih mendalami semua perihal yang terjalin dengan masalah kematian diplomat muda itu hingga sepekan kedepan.
“Bukti-bukti masih dipelajari oleh tim forensik, terasa berasal dari CCTV, hasil autopsi, hingga barang digital seperti laptop. Insya Allah seminggu ulang telah tersedia kesimpulan,” kata Karyoto di Jakarta, Jumat 11 Juli 2025.
Berikut sederet fakta terkini berkaitan masalah kematian diplomat muda pegawai Kemlu dihimpun Tim News Liputan6.com:
1. Polisi Selidiki Jejak Sidik Jari di Lakban
Seorang pegawai Kementrian Luar Negeri (Kemlu) insial ADP (39) ditemukan meninggal dunia didalam kondisi wajah tertutup lakban di kamar indekosnya kawasan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa 8 Juli 2025. Polisi selagi ini tengah menyelidik jejak sidik jari terhadap lakban yang menutupi korban.
“Kami menunggu hasil terhitung berasal dari labfor Untuk pengecekan yang sisa lakbannya dan sidik jarinya segala macam yang tertempel gitu,” kata Kapolsek Menteng Kompol Rezha Rahandhi selagi dikonfirmasi, Rabu 9 Juli 2025.
Polisi hingga kini belum beroleh anggapan apakah ADP merupakan korban pembunuhan, dikarenakan proses penyelidikan hingga kini masih berlangsung. Proses olah TKP terhitung telah dilaksanakan penyidik kemarin.
Reza menyebutkan di kamar indekos korban dipasang pintu keamanan otomatis. Namun dicongkel oleh tetangga korban setelah mendapat izin berasal dari pemilik kost.
“Memang ada, dikarenakan itu telah sepengetahuan pemilik kos dan istri korban untuk menyadari korban di didalam itu gimana keadaannya. Makanya berharap izin untuk diakses paksa,” ucapnya.
Di lokasi, penyidik terhitung mengamankan rekaman CCTV sebelum akan korban meninggal dunia. Rekaman itu selagi ini tengah didalam penelitian di labolatorium forensik.
“CCTV telah tersedia Sudah kita amankan hanya kan prosesnya tidak segera seperti ini Karena itu kepotong-potong. Jadi kita mesti recording ulang untuk menyatukan posisi sepanjang satu malam itu,” terang dia.
Sementara, berkaitan dengan kondisi kondisi korban, kata Rezah jenazah ADP telah dibawa ke kampung halaman oleh pihak keluarga berasal dari RSCM ke Yogyakarta pagi tadi. Proses autposi terhitung telah dinyatakan selesai.
Namun demikian, Rezha masih enggan membeberkan hasil daripada autopsi terhadap jenazah pegawai Kemlu itu.
“Tadi pagi ya telah mengambil alih surat keterangan dikarenakan kan berasal dari pihak RSCM terhitung kemungkinan telah melaksanakan pengecekan hasil autopsi. Tinggal menunggu hasil sempurnanya berasal dari pemeriksaan-pemeriksaan itu,” tutup dia.
2. Penyebab Kematian Masih Dicari Meski Punya Riwayat Penyakit
Penyebab kematian seorang pegawai Kementerian Luar Negeri (Kemlu) insial ADP (39), masih penuh teka-teki.
Meski diketahui punya riwayat penyakit GERD dan kolesterol, tetapi polisi belum berkenan tergesa-gesa menyimpulkan korban meninggal dikarenakan sakit.
Hal itu disampaikan Wakasatreskrim Polres Metro Jakarta Pusat Kompol Sigit Karyono. Dia menjelaskan, riwayat penyakit korban diutarakan oleh istri korban selagi meniti pemeriksaan.
“Memang dia punya sakit lah ya, punya gerd, sakit kolesterol aja sebenarnya,” kata Sigit didalam keterangannya, Kamis 10 Juli 2025.
Sigit mengatakan, pihaknya belum berkenan menyimpulkan perihal itu menjadi penyebab kematiannya. “Nanti bakal kita padukan dengan hasil autopsi, apakah obat ini diminum atau bagaimana. Nanti kita lihat,” ucap dia.
Sigit mengatakan, sejauh ini lima orang saksi telah dimintai keterangan. Mulai berasal dari istri korban, penjaga kos, tetangga sekitar, sampe rekan korban.
“Penjaga yang pertama kali memberitahu kepada kita bahwa korban tidak sanggup dihubungin kemudian dikarenakan penjaga ini takut, pada akhirnya penjaga ini membawa tetangganya,” ucap dia.
Dia mengatakan, pihaknya terhitung telah berulang kali menggelar olah TKP. Terakhir, tim Pusat Identifikasi Bareskrim Polri turun tangan untuk sebabkan perkara lebih terang.
“Apakah korban ini sangat meninggal dikarenakan apa gitu kan, selagi prosesnya masih didalam proses penyelidikan, masih banyak pengecekan yang bakal kita melaksanakan pengecekan ahli maupun pengecekan terhadap ahli forensik dan CCTV,” ucap dia.
Dari hasil olah TKP, tidak tersedia barang korban yang hilang. Dokumen dan barang berharga masih utuh.
“Enggak tersedia (yang hilang),” ucap dia.
Lebih lanjut, Sigit mengatakan, proses penyelidikan masih berlangsung. pihaknya bakal memeriksa sejumlah ahli seperti ahli digital, ahli CCTV dan ahli forensik.
“Kita bakal lihat hasil autopsi Kemudian kita bakal lihat terhitung medical record beliau korban Kemudian kita bakal cek terhitung ahli forensik berkaitan ke beliau itu didalam itu sendiri,” tandas dia.
3. Polda Metro Jaya Ambil Alih Penyelidikan
Polda Metro Jaya kini turun tangan menangani masalah tewasnya diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), ADP. Korban tewas dengan kondisi kepala terperangkap solasi, ditemukan di didalam tempat tinggal kos, Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, terhadap Selasa 8 Juli 2025 lalu.
Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum (Wadirkrimum) Polda Metro Jaya, AKBP Putu Kholis Aryana, membenarkan pihaknya kini mengambil alih alih proses penyelidikan masalah tersebut.
“Betul. Dalam penyelidikan,” ujar dia didalam keterangannya, Kamis 10 Juli 2025.
Sementara itu, Kapolsek Menteng Kompol Rezha Rahandhi mengamini. Sebelumnya, penanganan masalah ini menjadi ranah Polsek Menteng dan Polres Metro Jakarta Pusat. Namun, kini Ditreskrimum Polda Metro Jaya telah mengambil alih alih proses penyelidikan.
“Untuk selagi ini, perkara penemuan jenazah di kos Gondangdia ditangani oleh Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya,” singkat dia, Kamis.
4. Polda Metro Jaya soal Kemungkinan Ekshumasi Jenazah
Penyebab kematian seorang pegawai Kementerian Luar Negeri (Kemlu) insial ADP (39), masih penuh teka-teki. Karena itu wacana dilakukannya ekshumasi pun mencuat.
Terkait perihal itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, tidak menutup kemungkinan jikalau mesti tersedia proses ekshumasi terhadap jasad yang bersangkutan.
“Ya nanti penyelidik yang bakal mempertimbangkan ya (ekshumasi), ini masih tetap dilaksanakan pendalaman. Tadi yang aku sampaikan, masih menunggu hasil autopsi, masih beberapa perihal mesti dilaksanakan pendalaman lagi,” kata dia di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat 11 Juli 2025.
Ade memastikan, area perihal perkara (TKP) adalah gudang barang bukti, karena itu selagi ini penyelidik masih berfokus di lokasi tersebut.
“TKP adalah gudang barang bukti. Oleh dikarenakan itu dikala petugas kepolisian datangi TKP, maka dilaksanakan standing quo, mengamankan TKP, barang bukti lokasi mesti orisinil, ya mesti asli. TKP tidak boleh tercemar, dijaga,” tegas dia.
Soal rekaman CCTV yang selagi ini viral menyebar di sosial media, Ade meyakinkan semua telah masuk didalam catatan temuan.
Namun, apa hasil pendalaman berasal dari CCTV, Ade mengaku belum sanggup menyampaikannya ke publik selagi ini.
“Apapun yang ditemukan di TKP, itu didatakan, didokumentasikan, kemudian tersedia beberapa barang bukti yang dilaksanakan pengecekan secara laboratoris. Yang ditanyakan tadi, ini terhitung masih didalam proses pengecekan pendalaman oleh penyelidik ya,” dia menandasi.
5. Kapolda Janjikan Kesimpulan Kasus Kematian Diplomat Kemlu
Kapolda Metro Jaya, Irjen Karyoto, angkat nada berkaitan masalah meninggalnya diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan, di kamar indekosnya, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat.
Menurut Kapolda, jajarannya masih mendalami semua perihal yang terjalin dengan masalah kematian diplomat muda itu hingga sepekan kedepan.
“Bukti-bukti masih dipelajari oleh tim forensik, terasa berasal dari CCTV, hasil autopsi, hingga barang digital seperti laptop. Insya Allah seminggu ulang telah tersedia kesimpulan,” kata Karyoto di Jakarta, Jumat 11 Juli 2025.
Terkait hasil visum, Kapolda Metro Jaya meyakinkan tim penyelidik telah bekerja. Termasuk soal temuan medis dan tehnis berasal dari olah area perihal perkara (TKP).
“Semuanya masih dipelajari. Sekarang penyelidikan telah aku ambil alih di tingkat Polda,” menyadari jenderal polisi bintang dua ini.
Soal motif, Karyoto menunjukkan dilaksanakan pendalaman lewat data berasal dari perangkat digital punya korban. Jejak komunikasi lewat via ponsel dan tempat digital lainnya bakal ditelusuri.
“Dari forensik nanti sanggup ditelusuri, HP-nya siapa yang terakhir kontak, jam berapa, dia berkata dengan siapa. Itu sanggup menjadi saran penting,” ungkap Karyoto.
Karyoto menambahkan, hingga selagi ini kepolisian belum memanggil saksi untuk dilibatkan dan digali keterangannya. Hal itu disebabkan dikarenakan polisi masih menunggu hasil visum.
“Nanti tergantung hasil visumnya ya. Kalau sebetulnya diperlukan kita minta keterangan ahli terkait, terhitung psikolog,” beber Karyoto.
Meninggalnya diplomat Kemlu itu menyorot perhatian publik. Hal itu dikarenakan yang terkait ditemukan tidak bernyawa di kamar kosnya di Gondangdia Kecil Jakarta Pusat dengan kondisi kepala terlakban dan pintu terkunci berasal dari didalam terhadap 8 Juli 2025.
Sampai selagi ini polisi masih tetap memeriksa area perihal perkara, mendapatkan saran dan lihat rekaman CCTV.
6. Terekam CCTV, Begini Aktivitas Terakhir Diplomat Kemlu Sebelum Ditemukan Meninggal Dunia
Kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), ADP, masih penuh teka-teki. Malam sebelum akan ditemukan tewas, kesibukan ADP sempat terekam kamera CCTV di kurang lebih tempat tinggal kos, Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat.
Dari video yang diterima, ADP nampak berasal dari kamar kos terhadap Senin, 7 Juli 2025, pukul 23.21 WIB. Ia mengenakan batik biru dongker dan celana panjang hitam. ADP nampak nampak sambil menenteng plastik kresek hitam.
Ia berlangsung kaki nampak area kurang lebih kos. Tak lama setelah itu, terhadap pukul 23.25 WIB, ADP nampak kembali. Namun, selagi itu ia berlangsung dengan tangan kosong dan segera masuk ke didalam kamar kos.
Rekaman CCTV berikut serasi dengan keterangan saksi. Dari hasil pemeriksaan, diketahui korban sempat nampak terhadap Senin malam. Saat itu, ia sempat menyantap makanan di keliru satu ruangan area kos, kemudian nampak untuk melenyapkan sampah.
“Saat itu malam hari dia makan. Memang dibuktikan, tampak di CCTV itu sebetulnya dia nampak membuang sampah. Jadi malam hari itu dia kurang lebih 22.30. Dia menyapa, ‘Ayo, Mas,’ gitu aja. Menyapa penjaga kosan. Karena kan penjaga kosannya itu kan di belakang,” ujar Kapolsek Menteng, Kompol Rezha Rahandhi, kepada wartawan, Selasa malam 8 Juli 2025.
Sementara itu, korban terhitung sempat berkomunikasi dengan istrinya. Korban tinggal di kosan itu sebetulnya seorang diri. Sedangkan, istrinya selagi itu tengah berada di Yogyakarta.
“Komunikasi terakhir itu jam 9 malam ke istrinya. Ya, istrinya pun mengiyakankan. Komunikasi (normal),” ucap dia.
Setelah itu, korban tak tampak lagi. Sampai keesokan paginya, istrinya gelisah dikarenakan korban tak ulang sanggup dihubungi. Istri korban selanjutnya menghubungi penjaga kos untuk memeriksa ke kamar.Kamudian selagi dicek, korban telah ditemukan meninggal didalam posisi tergeletak di atas kasur dengan kepala terbungkus solasi.
“Istrinya, subuh hari itu menelpon korban hanya tidak aktif. Jadi istrinya menghubungi si penjaga kosan, bertanya keberadaannya di cek di ketok-ketok. Nah kemungkinan berasal dari olah TKP, sebetulnya tersedia diakses paksa untuk menyadari korban di didalam bagaimana,” ucap dia.
7. Detik-Detik Penjaga Kos Temukan Jenazah Diplomat Kemlu Tewas
Kematian seorang diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), berinisial ADP, masih menyisakan misteri. ADP ditemukan tewas dengan kepala terperangkap lakban isolasi di kamar kosnya di kawasan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, terhadap Selasa (8/7/2025).
Rekaman CCTV di lokasi perihal menunjukkan dua orang yang mengusahakan terhubung paksa kamar korban. Keduanya disebut bertindak atas permintaan istri ADP yang gelisah dikarenakan suaminya tak kunjung memberi kabar.
Dalam video tersebut, nampak satu orang berkacamata mencongkel jendela kamar pakai obeng, selagi rekannya mendokumentasikan proses tersebut. Setelah berjibaku sepanjang lebih berasal dari dua menit, mereka berhasil terhubung jendela, tetapi ulang kesusahan dikarenakan kamar terkunci dengan proses Smart Doorlock.
Akhirnya, keduanya berhasil masuk dan segera nampak mencari perlindungan dan didalam kondisi panik, lantaran kondisi korban yang telah tak bernyawa dengan kepala terbungkus solasi.
Kepolisian mengaku masih menyelidiki secara menyeluruh untuk meyakinkan penyebab kematian. Kapolsek Menteng Kompol Rezha Rahandhi mengatakan, pihaknya telah mengantongi rekaman CCTV, tetapi belum mendapatkan indikasi mencurigakan.
“Sudah tersedia dua [rekaman] yang kita periksa. Tapi masih biasa saja deskripsi awalnya. Karena CCTV-nya terhitung masih pakai MMC, bukan rekaman proses jaringan,” ujar Rezha kepada wartawan, Selasa 8 Juli 2025.
Menurut dia, pihaknya terhitung telah berharap keterangan berasal dari sejumlah saksi, pada lain pemilik kos, penjaga kos, dan kerabat korban. Namun sejauh ini belum tersedia saran yang mengarah terhadap dugaan tindak pidana.
“Sampai selagi ini sih belum kita mengarah ke sana ya. Rutinitas beliau katanya hanya kantor, pulang, makan, tidur. Informasi berasal dari penjaga kos dan rekan sekantornya pun serupa,” menyadari Rezha.
Penyidik kini masih menunggu hasil autopsi berasal dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk mengungkapkan secara pasti penyebab kematian ADP.