OPM Tolak Program MBG di Papua
BreakingNews – Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menanggapi soal Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengancam bakal membakar sekolah yang menerapkan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hasan memastikan OPM bakal langsung berhadapam dengan TNI-Polri andaikan melaksanakan ancaman-ancaman.
“Kalau ada ancaman-ancaman seperti itu, mereka bakal berhadapan dengan TNI/Polri,” jelas Hasan kepada wartawan, Rabu (5/2/2025).
Dia mengingatkan bahwa makan bergizi gratis merupakan program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang dilakukan di semua wilayah Indonesia, termasuk Papua. Program unggulan ini telah terjadi sejak 6 Januari 2025.
“MBG adalah program universal yang dilakukan di semua wilayah Indonesia. Termasuk di Papua,” ujarnya.
Sebelumnya, muncul pemberitaan soal Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB)-Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengancam bakal membakar sekolah yang menerapkan program MBG. Mereka beranggapan bahwa pemerintah berupaya meracuni generasi muda Papua melalui makan bergizi gratis.
Sementara itu, Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, TNI Angkatan Darat (AD) terjun mengatasi program makan bergizi gratis (MBG) di Papua. Sebab, pertimbangkan kondusivitas di Papua.
“Ya sebab kan suasana ini belum bagus, belum kondusif. Jadi kami kudu agar dapur-dapur ini dilakukan oleh satuan tugas teritorialnya TNI Angkatan Darat,” kata Sjafrie, kala diwawancarai di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 4 Februari 2025.
Sjafrie jelas program yang digaungkan Presiden Prabowo Subianto itu untuk mencukupi keperluan gizi semua anak Indonesia. Sehingga, tak masalah andaikan hingga prajurit TNI turun tangan.
“Yang mutlak kami berpikir positif bahwa makan bergizi itu untuk mencukupi keperluan gizi bagi rakyat kami yang dilakukan oleh pemerintah, yang dilakukan oleh dapur-dapur berasal dari TNI yang sedang bertugas di sana,” ujar dia.
Sjafrie menyebut, pihaknya tak khawatir dengan suasana politik di Papua. Terpenting, bantuan MBG kudu selamanya terlaksana.
“Mereka-mereka itu semua adalah anak-anak kami yang kudu makan bergizi. Ini diberikan kepada mereka tiap-tiap hari selama mereka bersekolah. Jadi kami tidak mempedulikan isu-isu politik yang lain jika kami menjalankan tugas kemanusiaan,” tutupnya.
Kepala BGN Tegaskan Tak Ada Mitra Makan Bergizi Gratis yang Mundur
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, memastikan bahwa tidak ada mitra Makan Bergizi Gratis (MBG) yang mundur berasal dari kemitraan.
“Sampai sejauh ini, yang telah jadi mitra badan gizi tidak ada yang mundur. Yang mundur itu yang mendaftar disaat diverifikasi itu tidak mencukupi syarat,” kata Dadan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, (3/2/2025) malam.
Dadan termasuk memastikan sistem pembayaran kepada para mitra telah terpenuhi. Dia memastikan bahwa program MBG terjadi optimal sebab dibantu berbagai pihak.
“Kami usahakan, kami makanya mengembangkan jejaring dengan berbagai instansi, Polri, TNI, BIN, kemudian NU, Muhammadiyah, dan lain-lain itu untuk mempercepat proses,” ucap Dadan.
Dia termasuk menepis keresahan penduduk yang mendambakan join sebagai mitra. Program MBG tetap meluas dan tetap banyak kesempatan bagi penduduk untuk ikut serta.
“Sekarang baru 0,8 persen. Kalau nanti pertengahan Februari 1,5 persen. Itu artinya kurang 98,5 persen. Masih banyak peluangnya. Jadi bagi penduduk enggak usah khawatir bakal ketinggalan program ini, sebab program kami baru 0,8 persen. Peluangnya tetap besar, siapa saja silahkan bergabung,” imbuh Dadan.
Intip Cuan Makan Bergizi Gratis, Perusahaan Besar Bakal ‘Curi’ Porsi UMKM?
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, group usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bakal mendapat keuntungan dengan program makan bergizi gratis (MBG).
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, melihat itu sebagai kabar yang terlampau menyenangkan bagi sebanyak 64,19 juta pelaku UMKM di Indonesia.
Menurut dia, jika anggaran program makan bergizi gratis tahun ini telah bisa jadi Rp 171 triliun, pasti bakal makin banyak ulang UMKM yang bakal meraih fungsi berasal dari Kedatangan MBG tersebut.
“Tetapi pertanyaannya, apakah betul kesempatan tersebut bakal jatuh kepada UMKM? Sebab usaha-usaha besar termasuk terlihat telah melirik MBG ini,” ujar Anwar Abbas dalam pesan tertulis, Senin (3/1/2025).
Anwar menduga, lebih dari satu pebisnis besar bakal memicu perusahaan berkategori UMKM, demi ikut mendapat cuan berasal dari program makan bergizi gratis.
“Salahkah mereka? Tentu tidak. Tetapi sebab pemerintah termasuk berkewajiban untuk memberdayakan ekonomi rakyat, terlebih mereka-mereka yang ada di lapis bawah, maka sebaiknya pengadaan MBG ini diprioritaskan kepada usaha mikro dan ultra mikro. Apalagi selama ini kebanyakan yang berdagang di kantin-kantin sekolah tersebut adalah mereka,” imbuhnya.
Ia perlihatkan itu mutlak diperhatikan. Pasalnya, jika kesempatan ini tidak diberikan kepada mereka, program MBG malah bakal jadi bencana dan malapetaka bagi para pedagang kecil.
“Karena akibat berasal dari Kedatangan program MBG tersebut penjualan mereka pasti bakal tergerus secara signifikan, sebab makanan yang mereka jual telah digantikan oleh MBG,” sebut dia.
Diatur oleh Sekolah
Oleh sebabnya, Anwar menyarankan jika pengurusan dan pengelolaan program makan bergizi gratis diserahkan saja kepada pihak sekolah. Terutama yang telah bermitra dengan usaha mikro dan ultra mikro untuk berjualan di lingkungan sekolahnya.
Dalam hal ini, Badan Gizi Nasional bisa ikut turun tangan bekerjasama dengan sekolah hingga pihak supplier. Untuk melindungi kebersihan, cita rasa, variasi makanan, hingga ketepatan kala pengiriman makanan.
Usul kala Menunjuk Mitra
Di samping itu, ia menekankan, termasuk kudu diperhatikan oleh pihak sekolah dalam menunjuk mitra agar tidak hanya terfokus kepada satu/dua pebisnis mikro dan ultra mikro saja. Namun, disebar kepada lebih dari satu pihak, agar ada persaingan dan juga reward plus punishment system.
“Sehingga masing-masing pihak bakal termotivasi untuk tingkatkan mutu produk dan pelayanannya dalam berbagai aspek dan seginya,” kata Anwar.
Untuk itu, pelaksanaan program makan bergizi gratis di lingkungan sekolah termasuk kudu diawasi oleh pihak guru hingga orang tua murid. Sehingga pelaksanaannya bisa terjadi sesuai dalam segala aspeknya.
“Sehingga program MBG ini tidak hanya cuman beri tambahan makanan bergizi kepada anak-anak, namun termasuk bisa memberi kesempatan kepada usaha mikro dan ultra mikro untuk memengaruhi nasib. Sehingga mereka bisa naik kelas berasal dari usaha lapis bawah ke usaha lapis menengah,” tuturnya.