Donald Trump Tertembak, Ini Faktanya
BreakingNews – Mantan Presiden Donald Trump mengalami insiden penembakan waktu kampanye Pemilihan Presiden Amerika Serikat (kampanye Pilpres AS) di Butler, Pennsylvania, AS terhadap Sabtu 13 Juli 2024 waktu setempat.
Donald Trump dilaporkan mengalami luka di anggota telinga, dikutip dari laman BBC, Minggu 14 Juli 2024. Namun ia telah diizinkan untuk meninggalkan rumah sakit di hari yang sama usai ditembak terhadap 13 Juli 2024 waktu setempat.
Dave McCormick, yang mencalonkan diri sebagai Senat AS, menjelaskan kepada ABC News bahwa dia berada di barisan depan di dalam rapat umum selanjutnya waktu Donald Trump ditembak. Dia menjelaskan dia mendengar ‘tujuh atau delapan’ tembakan.
“Masyarakat terasa panik,” katanya. “Semua orang jatuh ke tanah.”
Saksi Leonard Verdetto menjelaskan seluruh orang di kampanye itu ‘bergembira’, tetapi kemudian dia mendengar ‘suara letupan’, yang menggambarkan 6-8 tembakan.
“Tak satu pun dari kita yang terlalu sadar terhadap waktu seluruh orang ini berbicara ‘turun!’ ‘turun!'”
“Kami seluruh berdoa…Kami berdoa kepadanya supaya kita selamanya aman, selamanya terlindungi.”
Saksi lain, pembicara di dalam acara tersebut, Rico Elmore, menjelaskan dia berada sekitar 6 meter dari lokasi penembakan Donald Trump waktu itu. Dia menjelaskan awalannya dia mengira tembakan itu adalah ‘kembang api’.
FBI pun telah berhasil mengidentifikasi pria bersenjata yang melepaskan tembakan ke Donald Trump bernama Thomas Matthew Crooks. Disebutkan bahwa remaja berusia 20 th. itu berasal dari Bethel Park, Pennsylvania.
Kota ini berjarak sekitar 70 km (43 mil) atau satu jam perjalanan dari Butler, lokasi percobaan pembunuhan tersebut.
“Ini masih merupakan penyelidikan dan sedang berlangsung. Siapa pun yang memiliki informasi berkenaan sosok selanjutnya mampu menunjang penyelidikan dengan mengirimkan foto atau video secara daring,” demikianlah pengakuan FBI, dikutip dari BBC, Minggu 14 Juli 2024.
Berikut sederet fakta terkini usai insiden penembakan Mantan Presiden Donald Trump waktu kampanye Pilpres AS di Butler, Pennsylvania, AS terhadap Sabtu 13 Juli 2024 waktu setempat.
1. Saksi Mata Sempat Mengira Ada Kembang Api, Bukan Suara Tembakan
Donald Trump sedang berbicara kepada orang banyak tentang imigrasi di acara kampanyenya dikala suara letupan terdengar dan kekacauan terjadi.
Mantan presiden selanjutnya keluar memegangi telinganya sebelum akan turun ke bawah dan dikerumuni serta dilindungi oleh agen Dinas Rahasia.
Dave McCormick, yang mencalonkan diri sebagai Senat AS, menjelaskan kepada ABC News bahwa dia berada di barisan depan di dalam rapat umum selanjutnya waktu Donald Trump ditembak. Dia menjelaskan dia mendengar ‘tujuh atau delapan’ tembakan.
“Masyarakat terasa panik,” katanya. “Semua orang jatuh ke tanah.”
Saksi Leonard Verdetto menjelaskan seluruh orang di kampanye itu ‘bergembira’, tetapi kemudian dia mendengar ‘suara letupan’, yang menggambarkan 6-8 tembakan.
“Tak satu pun dari kita yang terlalu sadar terhadap waktu seluruh orang ini berbicara ‘turun!’ ‘turun!'”
“Kami seluruh berdoa…Kami berdoa kepadanya supaya kita selamanya aman, selamanya terlindungi.”
Saksi lain, pembicara di dalam acara tersebut, Rico Elmore, menjelaskan dia berada sekitar 6 meter dari lokasi penembakan Donald Trump waktu itu. Dia menjelaskan awalannya dia mengira tembakan itu adalah ‘kembang api’.
“Saya berbalik, dan seseorang berteriak ‘tenaga medis’.” Kemudian dia melepaskan dasinya dan langsung bertindak, sadar bahwa tidak tersedia waktu bagi petugas medis untuk tiba di sana, tetapi waktu dia tiba di sana, katanya, semuanya telah terlambat. “Orang itu… mengeluarkan darah di kepalanya.”
Dia berkata, “Saya mencoba menutup lukanya” dengan menempelkan handuk di lukanya sampai tim medis tiba.
“Saya baru saja menyaksikan peluru menghantam tribun penonton, memantul ke atas,” tambah saksi mata John Dohanich. Katanya, tersedia tembakan awal, diikuti jeda, dan kemudian sisa tembakan.
“Saya mendengar seluruh orang berteriak ‘turun!’ ‘turun’,” dan dia berbicara bahwa dia mencoba menunjang orang-orang untuk turun. “Saya bilang kepada mereka untuk terus berdoa, selamanya tenang.”
2. Identitas Penembak Remaja 20 Tahun Bernama Thomas Matthew Crooks
FBI mengidentifikasi pria bersenjata yang melepaskan tembakan ke Donald Trump waktu berkampanye di Pennsylvania bernama Thomas Matthew Crooks.
Disebutkan bahwa remaja berusia 20 th. itu berasal dari Bethel Park, Pennsylvania.
Kota ini berjarak sekitar 70 km (43 mil) atau satu jam perjalanan dari Butler, lokasi percobaan pembunuhan tersebut.
“Ini masih merupakan penyelidikan dan sedang berlangsung. Siapa pun yang memiliki informasi berkenaan sosok selanjutnya mampu menunjang penyelidikan dengan mengirimkan foto atau video secara daring,” demikianlah pengakuan FBI, dikutip dari BBC, Minggu 14 Juli 2024.
3. Beredar di Media Sosial Foto Thomas Matthew Crooks
Beredar di fasilitas sosial foto dianggap Thomas Matthew Crooks yang diidentifikasi oleh FBI sebagai pelaku penembakan Donald Trump waktu sedang berkampanye di Pennsylvania terhadap Sabtu 13 Juli 2024.
FBI mengidentifikasi Thomas Matthew Crooks yang melepaskan tembakan ke Donald Trump itu sebagai remaja berusia 20 th. yang berasal dari Bethel Park, Pennsylvania.
Kota ini berjarak sekitar 70 km (43 mil) atau satu jam perjalanan dari Butler, lokasi percobaan pembunuhan tersebut.
“Ini masih merupakan penyelidikan dan sedang berlangsung. Siapa pun yang memiliki informasi berkenaan sosok selanjutnya mampu menunjang penyelidikan dengan mengirimkan foto atau video secara daring,” demikianlah pengakuan FBI, dikutip dari BBC, Minggu 14 Juli 2024.
Sementara itu, Donald Trump diizinkan untuk meninggalkan rumah sakit di Pennsylvania setelah insiden penembakan di kampanye pilpres AS.
Trump dilaporkan mengalami luka di anggota telinga.
Tidak sadar ke mana Donald Trump dapat pergi. Namun sejumlah pihak menyebut bahwa ia pergi ke rumah miliknya di Bedminster, New Jersey.
4. Kronologi Donald Trump Ditembak Remaja 20 Tahun Bernama Thomas Matthew Crooks
Donald Trump diizinkan untuk meninggalkan rumah sakit di Pennsylvania setelah insiden penembakan di kampanye Pilpres AS terhadap Sabtu 13 Juli 2024 waktu setempat.
Trump dilaporkan mengalami luka di anggota telinga, dikutip dari laman BBC, Minggu 14 Juli 2024.
Kronologi penembakan Donald Trump bermula dikala ia ditembak terhadap waktu kampanye Pilpres AS di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat (AS), terhadap Sabtu 13 Juli 2024.
Saat sedang memberikan pidato, tiba-tiba terdengar suara tembakan. Saksi mata menyebut seperti suara ledakan dari petasan.
Seketika, seluruh orang panik. Termasuk Donald Trump yang langsung menundukkan kepalanya.
Tim pengamanan pun bergegas memelihara mantan presiden Amerika Serikat selanjutnya dan membawanya ke di dalam mobil untuk dievakuasi.
Sementara tim penembak dari Secret Service menembak pelaku yang diketahui bernama Thomas Matthew Crooks — menurut laporan dari FBI.
Kemudian, Donald Trump langsung dilarikan ke rimah sakit terdekat. Beruntung, Trump tidak mengalami luka yang mengancam jiwa.
Ia dilaporkan mengalami luka di telinga anggota kanan. Tak lama setelah itu, Donald Trump diizinkan untuk meninggalkan rumah sakit.
Tidak sadar ke mana Donald Trump dapat pergi. Namun sejumlah pihak menyebut bahwa ia pergi ke rumah miliknya di Bedminster, New Jersey.
Mantan presiden itu juga dijadwalkan untuk pergi ke Milwaukee, Wisconsin, untuk menghadiri Konvensi Nasional Partai Republik.
5. Penembakan Donald Trump di Pennsylvania: Upaya Pembunuhan Pertama Capres AS Sejak 1981
Insiden penembakan mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Sabtu 13 Juli 2024 merupakan upaya pertama untuk membunuh seorang presiden atau calon presiden sejak Ronald Reagan ditembak terhadap 1981.
Dikutip dari laman VOA Indonesia, Senin (15/7/2024) pelaku penembakan selanjutnya tewas dan seorang peserta kampanye juga dinyatakan meninggal dunia, sedangkan dua peserta lainnya mengalami luka kritis.
Tim kampanye Trump membuktikan bahwa dia “baik-baik saja” setelah dievakuasi dari panggung dan sedang meniti pengecekan di sarana medis setempat.
Bahaya kampanye meningkat setelah pembunuhan Robert F. Kennedy di California terhadap 1968. Ancaman ini lagi keluar terhadap 1972 dikala Arthur Bremer menembak dan melukai George Wallace, kandidat mandiri yang platform kampanyenya kadang dibandingkan dengan Trump.
Sejumlah momen selanjutnya membawa dampak peningkatan langkah-langkah perlindungan bagi kandidat, walaupun ancaman terus berlanjut, khususnya terhadap Jesse Jackson terhadap 1988 dan Barack Obama terhadap 2008.
Setelah pembunuhan John F. Kennedy terhadap 1963, presiden beroleh perlindungan keamanan berlapis yang lebih ketat. Kejadian yang menimpa Trump, baik sebagai mantan presiden maupun sebagai kandidat waktu ini, jarang ditemui.
Menyusul insiden itu, Biro Investigasi Federal atau FBI menjelaskan pihaknya dapat jadi instansi penegak hukum utama yang menyelidiki percobaan pembunuhan tersebut.
Biro selanjutnya menjelaskan dapat bekerja sama dengan Dinas Rahasia (Secret Service) dan penegak hukum lokal dan negara bagian.
Jaksa Agung Merrick Garland memberikan bahwa ATF, kantor kejaksaan AS di Distrik Barat Pennsylvania, dan divisi keamanan nasional Departemen Kehakiman juga sedang laksanakan penyelidikan berkenaan perihal tersebut.
6. Sehari Usai Ditembak, Donald Trump Lanjut Ikut Konvensi Nasional Partai Republik di Milwaukee
Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tiba di Milwaukee untuk menghadiri Konvensi Nasional Partai Republik, sehari setelah dirinya jadi sasaran percobaan pembunuhan di sebuah acara kampanye.
Pesawat Trump mendarat terhadap Minggu 14 Juli 2024, sehari sebelum akan acara di mana ribuan anggota Partai Republik berkumpul untuk secara formal menentukan dia sebagai calon presiden di dalam pemilu AS 2024 dimulai.
Sebelumnya, Trump jadi sasaran penembakan waktu sedang berkampanye di Butler, Pennsylvania, terhadap Sabtu 13 Juli 2024. Meski Trump terhadap Minggu pagi sempat menjelaskan dapat menunda perjalanannya selama dua hari pasca insiden tersebut, tetapi ia kemudian menjelaskan bahwa “saya baru saja memastikan bahwa aku tidak mampu melepaskan penembak atau calon pembunuh, memaksa aku laksanakan pergantian jadwal atau sesuatu yang lain.”
Penembakan Donald Trump terhadap Sabtu tingkatkan kewaspadaan terhadap keselamatan dan keamanan terhadap konvensi tersebut.
Menurut laporan CNN, sumber menjelaskan bahwa Trump dapat didampingi istrinya, Melania Trump, di dalam acara konvensi tersebut. Ini merupakan penampilan yang jarang berjalan selama kampanye.
Sejauh ini, Trump tidak direncanakan untuk berpidato di dalam acara tersebut.
7. Kampanye Pilpres AS Terancam Terganggu Usai Insiden Penembakan
Pertumpahan darah di Pennsylvania meninggalkan bekas abadi terhadap banyak warga di Amerika Serikat. Lantaran insiden penembakan mantan Presiden AS Donald Trump membuktikan longgarnya keamanan bagi petinggi negara.
Itu juga merupakan momen dramatis di dalam histori politik Amerika Serikat yang tentu dapat diputar lagi video dan fotonya.
Dalam pidatonya, Presiden Joe Biden berharap warga Amerika Serikat untuk mendinginkan suhu politik waktu kampanye pilpres AS, dikutip dari BBC, Senin (15/7/2024).
“Itu tidak boleh jadi penyebab kerusuhan,” katanya memperingatkan.
“Betapa pun kuatnya keyakinan kita, kita tidak boleh laksanakan kekerasan.”
Serangan itu telah terasa mengalir melalui dialog partisan Amerika Serikat, dikarenakan banyak anggota Partai Republik mengutuk Joe Biden dan Demokrat dikarenakan menciptakan lingkungan retorika yang menunjang kekerasan.
Pihak Republik menyebut dikala Demokrat mengimbuhkan peringatan mengerikan tentang mantan presiden AS yang jadi diktator dan mengancam demokrasi sebagai contoh bhs yang mampu menginspirasi seorang pembunuh.
Pihak Republikan juga menuduh: “Mereka telah mencoba menyingkirkannya dengan banyak cara lain, secara finansial, dan mencoba menjebloskannya ke penjara,” kata Donald Trump Jr di dalam sebuah wawancara televisi.
Sejumlah anggota parlemen Partai Republik menuduh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden terlibat di dalam percobaan pembunuhan terhadap rivalnya di dalam pemilu AS 2024, Donald Trump.
Ketika Biden mengeluarkan seruan damai pasca insiden, anggota DPR dari Partai Republik Georgia, Mike Collins menulis: “mereka berupaya menetralisir ancaman tersebut.”